Bersikap sombong haram hukumnya
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sungguh kamu tidak akan dapat menembus bumi dan tidak mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra: 37)
Bersikap sombong hukumnya haram.
Oleh sebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar dzarrah.”
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah pakaian-Ku.
Barangsiapa yang menyaingi-Ku dengannya, maka Aku akan memasukkannya ke dalam neraka.”
Jadi, sikap sombong haram dilakukan di dunia dan di surga.
Al-Kibriya’ (kesombongan atau keagungan) adalah salah satu sifat Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah al-Mutakabbir (Mahasombong atau Maha Memiliki segala Keagungan)
Yang boleh bersikap sombong hanya yang berhak untuk sombong, dan tidak ada yang berhak untuk itu kecuali Allah Jalla wa ‘Ala.
Oleh sebab itulah Allah disebut sebagai al-Mutakabbir.
Sedangkan selain Allah tidak berhak untuk menyombongkan diri,
siapa pun itu.
Selain Allah tidak berhak untuk sombong.
Apa yang mau disombongkan?!
Terlebih lagi manusia, apa yang mau ia sombongkan?!
Sebagaimana dikatakan, “Digigit kutu merasa sakit, dan dapat mati hanya karena tersedak makanan.”
Lalu apa yang dapat ia sombongkan?!
Ia keluar dua kali dari lubang kencing selama hidupnya; keluar dari ayahnya dan dari ibunya.
Apa yang mau ia sombongkan?!
Allah Tabaraka wa Ta’ala menjauhkan Iblis dari rahmat-Nya.
Dari sinilah ia disebut Iblis, karena ia terputus dari rahmat Allah Tabaraka wa Ta’ala,
karena ia sombong dan enggan menjalankan perintah Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Allah berfirman, “Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya,
maka keluarlah, sungguh kamu termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Al-A’raf: 13)
Ditetapkanlah dari Allah Tabaraka wa Ta’ala hukum yang bertentangan dengan tujuannya untuk sombong.
Iblis berbuat sombong sehingga Allah Tabaraka wa Ta’ala menjadikannya hina dina.
===
الْكِبْرُ مُحَرَّمٌ
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
الْكِبْرُ مُحَرَّمٌ
وَلِذَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
وَيَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعِزَّةُ إِزَارِي
فَمَنْ نَازَعَنِي شَيْئًا مِنْهَا أَدْخَلْتُهُ النَّارَ
فَالْكِبْرُ مُحَرَّمٌ فِي الدُّنْيَا وَفِي الْجَنَّةِ
وَالْكِبْرِيَاءُ صِفَةٌ مِنْ صِفَاتِ اللهِ وَاللهُ هُوَ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَالَّذِي يَتَكَبَّرُ مَنْ يَسْتَحِقُّ ذَلِكَ وَلَا يَسْتَحِقُّ ذَلِكَ إِلَّا اللهُ جَلَّ وَعَلَا
لِذَلِكَ تُسَمَّى بِالْمُتَكَبِّرِ
أَمَّا غَيْرُ اللهِ فَلَا يَحِقُّ لَهُ أَنْ يَتَكَبَّرَ
أَيًّا كَانَ
لَا يَحِقُّ لَهُ أَنْ يَتَكَبَّرَ
يَتَكَبَّرُ عَلَى مَاذَا؟
خَاصَّةً ابْنُ آدَمَ يَتَكَبَّرُ عَلَى مَاذَا؟
كَمَا قَالُوا تُؤْذِيْهِ بَقَّةٌ وَتَقْتُلُهُ شَرْقَةٌ
يَتَكَبَّرُ عَلَى مَاذَا؟
خَرَجَ مِنْ مَخْرَجِ الْبَوْلِ مَرَّتَيْنِ فِي حَيَاتِهِ مِنْ أَبِيهِ وَمِنْ أُمِّهِ
يَتَكَبَّرُ عَلَى مَاذَا؟
فَاللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى طَرَدَ إِبْلِيسَ مِنْ رَحْمَتِهِ
وَمِنْهُ سُمِّيَ إِبْلِيسَ أَيْ الْمُبْلِسُ الْآيِسُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
لِأَنَّهُ تَكَبَّرَ عَلَى أَمْرِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا
فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِيْنَ
فَجَاءَ الْحُكْمُ مِنَ اللهِ تَبَارَكَ بِنَقِيضِ قَصْدِهِ
تَكَبَّرَ جَعَلَهُ صَاغِرًا ذَلِيلًا حَقِيرًا سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى